Ya Rabb,, Alhamdulillah. Terimakasih Allah, Engkau telah mengabulkan doaku. Allah itu memang dekat. Sekarang, dia telah berubah. Aku bahagia sekali. Aku berteman dengan dia lagi. Sayangnya, ada sedikit rasa penyeselan di benakku. Tidak sedikit, banyak. Aku merasa bersalah. Bersalah sekali. Sangat bersalah. Aku telah suuzon kepada dia. Aku telah berpikir yang tidak-tidak. Aku telah salah menilai dia. Aku pikir dia membenciku. Ternyata tidak. Memang benar kata temanku, dia itu cuek.. Mungkin sifatnya gak bisa klop dengan sifatku.. Maafkan aku kawan. Tak seharusnya aku begini.
Benar apa kata temanku, ini ujian untukku. Tapi, aku rasa aku gagal. Aku tidak lulus ujian. Bagaimana aku bisa meningkatkan ketaqwaanku jika aku saja tidak bisa melewati ujian seperti ini ? Ohh Tuhanku... Bantu aku.
Seandainya aku bisa bertemu dengan dia. Bertatap muka langsung. Itu harapanku sekarang. Aku yakin, sebentar lagi Allah akan mengabulkan doaku. Aku ingin bertemu dia. Aku ingin melihat wajahnya yang menjadi asing bagiku karna telah lama aku tidak melihatnya. Aku ingin melihat senyumnya. Senyum persahabatan yang aku inginkan. Ya Allah... kabulkanlah doaku ini.
Aku tau dia bukan siapa-siapaku dan aku juga siapa-siapanya dia. Aku hanya sebagai temannya. Baru aku mengerti sekarang arti pepatah itu sebenarnya. Bukan hanya sebatas pepatah yang dielu-elukan tapi telah melekat ke dalam jiwaku.
“Persahabatan yang akrab tidak akan dapat dipisahkan melainkan dengan kematian” Aku tidak akan berpisah dengan dirinya. Aku akan terus bersamanya kecuali bila ajal menjemput. Aku sungguh menyesal karena aku pernah mengucapkan, mantan teman. Harusnya tidak ada kata MANTAN TEMAN. Aku kecewa dengan diriku. Saat itu aku sedang terbawa emosi. Aku pikir dia benar-benar sudah lupa denganku. Kukira dia tidak sudi berteman denganku. Ternyata salah. Ampuni aku Allah. Semoga ini bisa menjadi pelajaran buatku. Sekali teman, selamanya teman. Tidak akan ada yang bisa menghapuskannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar